Beberapa tahun terakhir nama
itu mulai sering aku dengar dari teman, sahabat, pacar, bahkan keluarga aku.
Yap, aku adalah lulusan teknik dengan gelar Petroleum
Engineer. But, i’m really
really really make-up junkie. Specially, i’m a lipstick junkie.
Orang-orang terdekat aku
paham betul apa yang setiap bulan aku beli. Orang-orang terdekat aku paham
betul apa yang aku cari dan counter apa yang aku kunjungi. Orang-orang terdekat
aku paham betul apa dan siapa yang follow di social media. Dan mereka tau
pasti, apa yang aku bicarakan ketika aku hadir diantara mereka. Tidak lain dan
tidak bukan adalah Kosmetik, Make-up, Skin Care,
or everything about Beauty Things. I know, untuk beberapa orang pasti kaget
dengan kepribadian aku yang sembrono dan boyish.
But, that’s my real life. Aku gak bisa nge-bohong-in diri aku sendiri soal
urusan kecantikan.
Aku bahkan gak ingat sejak
kapan aku mulai suka Make-up.
Yang aku ingat saat aku masuk usia remaja, salah satu Tante aku menceritakan
tentang kenakalan aku. Beliau mengasuhku sekitar saat aku berumur 3 tahun.
Ketika aku berada dirumah beliau, yang aku kerjakan adalah hanya bermain dengan
meja rias nya. Setiap hari ada saja kelakukan aku yang bikin beliau marah.
Entah pensil alisnya patah, entah bedaknya bertaburan, entah tangan aku penuh
dengan warna maskara, sampai lantai putih kamar beliau ada gambar gunung
berwarna merah hasil karya tangan kecil aku menggunakan lipstick yang baru saja
beberapa hari beliau beli.
Yang aku ingat saat aku masuk usia remaja, Mama juga cerita kalau saat aku di
Taman Kanak-Kanak. Aku sering kepergok pake crayon warna hitam di alis dan
crayon warna merah di bibir.
Yang aku ingat, ditahun 2010 sahabat aku yang bernama Dion
Dimitri kaget saat pertama kali kita berdua ke mall dan dia
melihat aku mencoba setiap produk kosmetik yang aku lihat saat melewati beauty
counter.
Yang aku ingat, setelah dengar kalimat Achel. Aku merasa itu adalah titik dimana aku menggebu-gebu sekali ingin belajar make-up. Thanks to Chad Hurley, Steve Chen and Jawed Karim yang telah menciptakan Youtube. Karena aku gak tau lagi harus belajar dari mana soal make-up dengan hanya bermodalkan kuota internet. YOUTUBE punya jasa besar buat hidup aku, tempat aku bener-bener menimba ilmu. How to apply foundation, how to choose best color for my skin type, and eeevvvvvveeerrryyythiiiing. I LOVE YOUTUBE!. Youtuber dan beauty blogger dari Indonesia yang pertama kali aku ikuti adalah Harumi Sudrajat. Aku banyak banget belajar dari dia saat itu dan hingga hari ini. She’s one of the best, she’s one of my favorites.
Yang aku ingat, di tahun 2015 seorang sahabat aku Hedith
Prawitakanthi mengeluarkan statement. ”Come on girl, you have that
talent. You should be a make-up artist. You should try and start from the small
things. TRY IT!!!”. Hedith
tau banget aku suka make-up untuk Mama aku dan suatu saat setelah
dia mengeluarkan statement diatas dia sangat bersedia jadi my first ever customer for doing
her make-up.
Make-up / Beauty thing is fun and i literally don’t know what
exactly i feel about make-up. All i know, make-up / beauty thing makes me
happy on the inside. Yang aku
tau ketika aku ada di mall dan melewati Beauty
or Make-up Section di departement store, it feels like i’m the happiest girl
in the world. Aku bukan perempuan yang terobsesi-banget pengen jadi
cantik sampai menjadikan make-up sebagai “dewa” dan sebagai “topeng” untuk
menutupi kekurangan. Make-up mungkin tercipta untuk menyempurnkan
apa yang kurang dari wajah aku, tapi itu bukan tujuan utama buat aku. I believe the words : “Make up is not about making you look plastic, it’s about
enhancing your natural beauty” -Unknown
SEE YOU
- Kiki Casmita ♡
0 comments:
Post a Comment